Sunday, April 24, 2011

Saya Kehilangan Anak

Beberapa hari yang lalu kami mendiskusikan tentang perencanaan KB (keluarga berencana) dengan Prof. Biran Affandi, Sp.OG(K). Salah satu point yang disebutkan adalah bahwa seorang perempuan sudah bisa (belum tentu siap) hamil sejak menstruasi pertamanya (menarche). Sekitar 1000 tahun yang lalu, usia rata2 perempuan mendapat menstruasi pertamanya adalah 16-17 tahun. Mereka memiliki anak setelahnya dengan rata2 10 anak per perempuan, dan mengalami menopause (tidak menstruasi lagi) di usia 40 tahun. Dengan majunya waktu, maju pula usia menarche anak perempuan. Jaman sekarang, rata2 usia 12 tahun sudah mens, namun tidak sedikit pula yang usia 8-9 tahun sudah mens! Itu masih kelas 2 atau 3 SD loh. Lalu salah satu teman bertanya, “Kenapa sih, Prof., semakin ke sini semakin muda umur menarche-nya? Gara2 kebanyakan makan ayam dari K*C ya, Prof.?” sambil bercanda.

Kenapa sih yang pertama kali dipikirkan adalah makanan2 ‘junk food’ seperti K*C? Karena konon K*C itu nyuntikin hormone ke ayam2nya biar bisa tumbuh besar, ga kaya ayam2 kampung yang kurus2. Sedangkan, hormon2 ini juga digunakan dalam tubuh manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan tanda2 seksual sekunder, seperti tumbuhnya payudara, rambut2 baru di ketiak, pubis, dada & kumis (untuk laki2), menstruasi, dll. Tapi ternyata bukan itu jawaban pertama dari si prof.

“Karena jaman sekarang stimulasi secara audio-visual jauh lebih banyak dibanding dulu,” kata Prof. Biran (kurang lebih gitu sih). Maksudnya apaan nih stimulasi audio-visual? Yang dimaksud bukan hanya video2 porno yang sudah amat sangat mudah didapat secara gratisan atau beli, tapi juga dari hal2 simple seperti billboard iklan yang menampilkan perempuan2 cantik yang menunjukkan ke-sensual-an lewat bahasa tubuhnya ataupun secara terang2an. Atau dari lagu2 romantis/cinta, cerita2 romantis (buku ataupun sinetron/acara tv), pembicaraan2 dewasa di kanan kiri…. You name it lah. Untuk kita yang udah dewasa hal seperti itu terasa biasa2 saja; tapi untuk anak2 kecil yang baru liat yang sperti itu…. Wuih, bisa deg-deg-ser yang di dalem celana tujuh hari tujuh malem! Terus kenapa hal seperti ini bisa bikin mens lebih cepet??? Bingung ga seh loooooo…. Ya, karena dengan terstimulasi dia akan mulai menstimulasi pula tubuhnya untuk mulai mengeluarkan hormon2 yang diperlukan untuk pertumbuhan seks sekunder. Jadi, dengan stimulasi yang bertubi2, lebih cepat lah semuanya terjadi.

Memang, semua pasti ada relasinya juga ke genetic keluarga (keturunan) dan lain sebagainya. Namun hal ini mempercepat proses itu terjadi. Kita lihat saja, seberapa banyak anak2 perempuan jaman sekarang yang bener2 berlaku seperti anak-anak? Mereka sudah banyak yang ingin terlihat dewasa. Yang umur 8 taun pengen terlihat seperti kakak2nya dikelas 6 SD. Yang 6 SD pengen terlihat seperti anak SMP. Yang SMP pengen terlihat seperti anak2 SMA. Yang SMA pengen terlihat kaya anak kuliahan. Every girl acts like an adult. Se-desperate itu kah mereka? I think so. Karena sudah tidak ada lagi yang mengingatkan mereka untuk menjadi anak kecil, act seperti anak kecil, berpakaian seperti anak kecil, menonton tontonan anak kecil, berfoto a la anak kecil, bernyanyi lagu2 anak kecil. Cengengnya doang yang masih kaya anak kecil. Lihat saja lomba2 nyanyi di TV. Lagu apa yang mereka nyanyikan? Kerispatih, Sheila on 7, D’massiv, ST12, Keong Racun yang baru kenal eh udah ngajak tidur, dll. Sayangnya orangtua2 jaman sekarang pun mendukung semua itu. Saya yang pernah menjadi anak kecil dan masih suka ada jiwa anak kecilnya sedih sekali melihatnya. Sampai2 saya sendiri geregetan pengen bilang ke mereka PLEASE… BE A KID WHILE YOU HAVE THE CHANCE! Betapa menyenangkannya menjadi anak kecil sebenarnya. Dengerin deh cerita2 orang tua kita jaman mereka kecil… full of adventure, full of silly things… atau cerita2 jaman saya kecil. Dengerin lagunya mah masih si Melissa semut2 kecil, Eno Lerian banyak nyamuk di rumahku, Trio Kwek2 ku takut mamahku marah, Chikita Meidy. Yahhh, ada juga lah lagu2 dewasanya but only ONCE IN A WHILE. Tontonan kami pun juga masih beragam. Masih ada unyil yang dipalakin terus sama pak ogah, ada si Komo, Sesame Street, tralala-trilili, klab-klib (buset, masih inget aja gue yak), Lenong Bocah.

Prof. Biran pernah didatangi oleh seorang anak perempuan usia 9 tahun bersama kedua orangtuanya. Anak itu dihamili oleh teman laki2nya (juga berusia 9 tahun) usai mereka menonton video porno. (Pas banget ya timing ovulasinya (masa subur) tu anak? Hehehehe..) Lalu gimana terusannya? Aborsi kah? Atau lanjutkan kehamilannya dengan panggul anak yang sempit seperti itu, dan tanggung jawab layaknya seorang dewasa yang belum ada? Hal2 sperti ini lah yang sbenernya harus dicegah. Ini dimulai dari stimulasi visual (yang kebetulan ada audionya juga). Semakin mereka terstimulasi, semakin mereka bertanya2, semakin mereka penasaran, semakin mereka mencari tau, semakin deg-deg ser, semakin asik jadinya. Ihiyyy.. semakin bingung orang tuanya kalo udah beneran kejadian.

Sekilas memang terlihat sangat simple dan tidak berpengaruh… Iklan2 di tv, di majalah, di jalan2 besar, cerita2 di tv, dll… tapi ternyata itu sudah cukup untuk bikin anak2 jadi kehilangan ke-anak2-annya. Sadarilah, anak-anak belum diberikan kapasitas untuk mempunyai tanggung jawab seperti orang dewasa. Karena ada waktunya nanti ketika mereka beranjak dewasa. Maka dari itu, jangan bantu sodori mereka hal2 yang mereka juga belum bisa bertanggung jawab secara raga maupun psikis.

Jadilah anak kecil yang sejati. =D

With lots of love,
Nunun

No comments:

Post a Comment